SALAH satu sarana ampuh
mempertahankan hubungan cinta adalah menjalin komunikasi yang lancar,
komunikasi yang jujur. Masalahnya, mengapa orang takut berkata jujur?
Orang berbohong karena orang merasa tidak nyaman jika mengatakan kebenaran.
Jika berbohong, kata Dr Jackie Black dalam bukunya berjudul Meeting Your Match:
Cracking The Code to Successful Relationship, laki-laki akan menjadi tidak
setegas biasanya. Jika menghadapi pertanyaan langsung, laki-laki akan mengelak
atau menjawab "tidak tahu". Untuk mengetahui apakah pasangan Anda
berbohong atau tidak, Anda tidak perlu mesin poligraf. Anda hanya cukup memperhatikan
gerak-geriknya.
Salah satu gelagat paling kelihatan ketika orang berbohong adalah sering
menyentuh hidungnya. Gatal? Mungkin ya. Tapi mungkin juga tidak jika dihadapkan
pada konteks pembicaraan serius. Sekalipun menyentuh hidung tidak bisa dibilang
secara tegas dan pasti bahwa itu adalah bahasa kebohongan, gerakan menyentuh
hidung secara tak sadar itu bisa menjadi indikasi langsung bahwa orang tak siap
berkata apa adanya. Pada titik ini Anda bisa belajar dari pengalaman dan
kebiasaan orang yang berkata tidak benar dan jujur. Saat itu, tanpa sadar dan
tanpa sengaja, mereka akan menyentuh hidungnya.
Orang yang tidak berbohong biasanya langsung menjawab pertanyaan Anda. Anda
tanya itu, dia akan jawab itu. Sederhana saja. Tapi perhatikan perubahan gaya
bicaranya. Jika dia berbohong, gaya bicaranya akan berubah. Yang dulunya
sederhana, kini berubah rumit. Kompleks. Kalimatnya menjadi sangat panjang,
bertele-tele, sering tak menyentuh isi dan tak menjawab pertanyaan. Bisa jadi
diksinya dipaksa rumit dan terkesan "wah", intelektual dan berisi.
Padahal logikanya sering kusut. Tak nyambung. Antara satu hal dan hal lain tak
saling berkaitan. Semacam ada lompatan yang patah. Sekalipun poin ini pun tak
bisa dipersiskan sebagai tanda bahwa orang pasti berbohong, kejelian tetap saja
dibutuhkan untuk memegang ekor kesalahan logika (berpikir maupun berbahasa).
- Kelakuan yang berbeda dari biasanya
Tanda lain yang bisa Anda pegang dari orang yang tak berkata jujur adalah
kelakuan yang berbeda. Lain dari biasanya. Anda harus ingat bahwa kelakuan atau
tindakan berhubungan dengan pikirannya. Kalau dia tak ingin Anda tahu apa yang
terjadi sebenarnya, gerakannya pasti mendukung. Ada beberapa gerakan atau
kelakuan yang bisa Anda perhatikan, antara lain, menggosok leher atau mata,
menutupi mulut ketika berbicara, menggaruk-garuk kepala atau memegang telinga,
dan menggerakkan leher tapi tak sesuai dengan kalimatnya sendiri. Menggosok
mata, misalnya. Dalam ilmu psikologi, gerakan itu bisa menjadi representasi
dari penolakannya, bentuk pengalihan emosinya. Demikian pun menutup mulut.
Apalagi setelah berbicara, orang itu cepat-cepat menutup mulut dan sedikit
kaget. Itu satu tanda yang jelas. Atau juga menggaruk-garukan kepala. Coba Anda
perhatikan baik-baik kelakuannya. Kalau dia berkata jujur dan benar, dia tak
perlu menggarukkan kepalanya. Menggaruk kepala punya hubungan erat dengan
mekanisme perlindungan diri. Semacam tindakan untuk mengalihkan perhatian dan
pembicaraan orang lain. Demikian juga dengan gerakan menggosok leher. Gerakan
itu bisa merupakan bentuk pengalihan emosinya.
- Jeda dan kesalahan bicara
Ini terjadi disebabkan ketidaksiapan berbohong. Orang yang tidak siap berbohong
akan gelagapan, gagap atau terbata-bata dalam mengantisipasi pernyataan atau
konfirmasi, bahkan salah menjawab atau berbicara. Jeda yang terlalu panjang
dalam pembicaraan pun bisa menjadi indikator. Itu artinya orang itu berpikir
panjang bagaimana mesti mengatakan sesuatu. Meskipun elemen ini juga tidak bisa
dijadikan patokan pasti, elemen ini tetap saja perlu diperhatikan dalam dialog
atau upaya menyingkap kebenaran. Untuk itu, Anda tetap harus mengetahui
perilaku dasar orang itu, mempelajari pola bicara, bahasa tubuh dan ekspresi
wajah. Cermati kapan perubahannya. Karena itu, sebisa mungkin hindari
komunikasi via SMS, telepon atau email. Tanpa berhadapan langsung, Anda akan
sulit mengamati perubahan yang terjadi. Itu berarti Anda juga akan sulit tahu
apakah dia berbohong atau tidak.
Seseorang yang suka berkata tak jujur kemungkinan besar sangat benci yang
namanya detail atau rincian. Orang itu lebih suka berbicara hal-hal umum.
Mengapa? Karena hal-hal yang detail akan menyulitkannya untuk mengatakan
maksudnya. Mengatakan secara detail sama dengan membongkar kebohongannya. Dan
itu biasanya dihindari. Kalau pun dia mencoba bermain dengan hal-hal yang
rinci, pasti ada yang tak nyambung. Karena itu, kalau Anda ingin tahu apakah
dia berbohong atau tidak, ajak dia bermain dengan hal-hal kecil dan rinci.
Kalau dia mulai sulit dan tak bisa runut dengan jelas, kemungkinan besar dia
sudah membohongi Anda. Apalagi kalau dia marah ketika Anda menyoal hal-hal itu.
Atau dia menghindar. Itu indikator yang jelas.
Kalau Anda berbicara dengan seseorang, perhatikan rona wajahnya. Kalau rona
wajahnya tidak berubah seperti sebelumnya, Anda masih bisa percaya pada orang
itu. Tapi ketika Anda menyentil sesuatu dan rona wajahnya tiba-tiba berubah,
sekalipun dia mangatakan "tidak", dia sedang menyembunyikan sesuatu.
Atau juga dia kaget dan kemudian takut kalau-kalau Anda mengetahui maksudnya.
Jika sudah demikian, Anda akan dengan mudah memancingnya untuk mengatakan yang
sebenarnya. Pandanglah matanya dan perhatikan rona wajahnya. Ingat, pembohong
yang hebat pun pasti tak mampu mengendalikan gerak spontan otot-otot wajah
bagian atas. Otot wajah bagian atas itu bereaksi sangat cepat sesuai dengan
emosi.
semoga infonya bermanfaat :D :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar